Jakarta–GeRal: Dilatarbelakangi keinginan mengajak kebaikan, meski sedikit, dan belajar bersama, maka sebuah WhatsApp Grup bernama “Study Akhlaq Mulia” (SAM) dibuat. Penggagasnya, H. Renaldi Zein. Di grup WA, ia selalu menamakan dirinya sebagai penjaga masjid alias marbot.
Pria kelahiran Jakarta tahun 1959 itu, lulusan S2 Broadcasting Universitas Indonesia. Waktu kecil ia mengenyam pendidikan di SD Muhammadiyah, SMPN 11, SMA 6 Jakarta, hingga kuliah di Universitas Andalas dan Universitas Bung Hatta. Ia juga pernah bekerja di Radio Republik Indonesia (RRI).
Sebagai orang yang dibesarkan di dunia broadcasting, Renaldi merasa dirinya berkewajiban memanfaatkan pengetahuannya untuk mengajak kebaikan kepada banyak orang. Untuk tugas itu Renaldi belajar banyak dari orangtuanya.
“Saya banyak inspirasi dari ibu saya yang mengajarkan bahwa dalam beragama kita harus ingat surah al-Baqarah:123. Intinya, bahwa tidak ada keragu-raguan di dalam kitab al-Quran,” kata Renaldi.
Makanya, seperti yang dikatakan dalam Surah Ali-Imran: 104, Renaldi ingin menjadi bagian dari segolongan umat yang senantiasa mengajak kebaikan dan mencegah kemunkaran.
Dengan cara komunikasi di WA grup Study Akhlak Mulia, dia berharap caranya untuk mengajak kebaikan bisa diterima.
“Mudah-mudahan tata cara komunikasi saya bisa disenangi dan dimaklumi masyarakat, terutama sahabat-sahabat saya di SAM ini,” kata dia.
Menurutnya, bukan hal yang mudah untuk mengajar orang dari beragam budaya dan kepentingan. Grup WA SAM sendiri terdiri dari beragam kalangan dari Aceh sampai Papua.
“Terutama, memang teman-teman kerja saya waktu di RRI,” kata dia.
SAM terbentuk pada sekitar Februari 2017, didorong oleh teman-teman Renaldi yang menganggap dirinya mampu mengelola media sosial karena berlatar belakang broadcast.
SAM memang dibentuk untuk kalangan terbatas. Pesertanya dipilih secara hati-hati oleh Renaldi sendiri.
“Karena kalau kita gabung di grup-grup kajian yang lain, masalah agama bisa kontroversial karena tidak satu kesepahaman atau iman. Kalau di WAG ini boleh dikatakan semuanya adalah beragama Islam,” kata Renaldi.
Tujuan utama dari dibuatnya WA grup SAM yang utama adalah mengaji bersama-sama.
“Di dalam grup ini mungkin ada yang ilmu agamanya lebih tinggi dari saya, tapi tidak semua mau berinisiatif menebarkannya,” kata dia.
Mengelola media sosial, termasuk WA grup membutuhkan kepiawaian tersendiri. Kebetulan latar belakang Renaldi adalah manajemen broadcast manajemen
“Mengelola konten itu perlu pengalaman, misalnya dalam memilih dan memilah sumber-sumber konten yang ada,” kata dia.
Prinsip dari WA grup ini adalah mengaji bersamaan dengan 5-7 ayat setiap hari tapi dipahami maknanya. Memang tujuannya bukan untuk mengkhatamkan al-Quran.
“Kami semua bukan ahli tafsir tapi kami patut memaknai, mencari sumber-sumber yang relevan yang mudah dicerna dan sedikit membahasnya,” kata Renaldi.
Program utama grup WA SAM tentu saja memaknai al-Quran dan hadis, serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Program berikutnya, menyempurnakan ibadah atau kajian tersebut dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dengan berbagi, bersedekah, zakat dan infak.
“Pasangan dari ibadah adalah amal kebaikan. Alhamdulillah sampai sekarang banyak program kami untuk bersedekah terutama pangan. mulai dari nasi bungkus hingga paket sembako,” jelasnya.
Program lainnya, membantu pembangunan sejumlah tempat belajar mengaji atau pesantren.
Saat ini anggota grup sedang membantu pembangunan pesantren di kawasan tempat tinggal pemulung di TPA Bantar Gebang, Bekasi.
“Alhamdulilah, diprakarsai sahabat lama, kami membuat musala dan boarding untuk anak-anak pemulung yang tinggal di kardus-kardus. Mereka kami beri tempat yang layak untuk belajar dan menghafal al-Quran,” ungkapnya.
Di samping membangun fasilitas mereka juga sekaligus membenahi sistem pengelolaan kurikulumnya sehingga terdaftar di pemerintah kota dalam hal ini kantor urusan agama.
“Tidak mudah, tapi perjuangan itu harus selalu ada,” jelasnya.
WA grup ini bermula dari hanya 100 peserta sehingga sekarang kapasitasnya sudah sampai 257 orang.
Keunggulan WA grup ini, peserta bisa dapat dengan mudah melakukan interaksi satu sama lain. Berbeda jika berada di pengajian-pengajian umum dengan peserta yang besar.
“Kalau kita di suatu tempat rame kesempatan kita untuk bertanya itu tipis sekali, dan kadang kita enggan. Tapi di WAG ini sangat mudah berkontak sosial,” urainya.
Masalah terberatnya adalah mengingatkan paham-paham radikal yang kerap muncul.
“Saya tidak akan segan-segan mengeluarkan orang itu setelah saya kasih warning,” kata Renaldi.
Latar belakang peserta WA Grup SAM sangat beragam dari mulai teman alumni teman SMP, teman kuliah, TNI/Polri, PNS, hingga pengusaha.
“Semua di mata Allah sama, kecuali takwanya,” kata dia.
Oleh karena itu Renaldi ekstra hati-hati untuk menyampaikan dan saling mengingatkan, sebab tujuan dari grup ini adalah meraih ridha Allah, membaca dan memaknai al-Quran dengan kesantunan dan menghindari paham-paham radikal.

“Saya selalu menekankan, tiap hari bahwa ibadah itu penyempurnanya adalah zakat, amal, infak, sedekah, wakaf atau apapun untuk membantu kalangan yang susah, terutama pada saat pandemi ini,” jelasnya. Saat ini, setiap hari rata-rata 180-190 peserta membaca atau melihat konten-konten yang disebar di WA Grup SAM. Kira-kira mencapai 90 persen. Tentu sebuah respon yang luar biasa. (red)
Senang bisa bergabung di WAG SAM. Tempat mengaji dan menasehati bersama, salam mulia utk Ustadz H. Renaldi Zein.