Jakarta,- GeRal.Menyambut Bulan Puasa Ramadhan 1444 H, Nusantara Hijau Mandiri (Nusahima)
mengadakan Webinar Puasah Berkah Minim Sampah, 22 Maret 2023.
Pengurus Nusahima, Ubaidillah mengajak peserta webinar untuk bijak dalam
menjalakan bulan puasa dengan berbagai ibadah dan kegiatan sosial keagamaan
dengan mengurangi bahan-bahan sekali pakai yang berdampak menumpuknya sampah
di tempat kegiatan. Bulan puasa seyogyanya tidak hanya menahan diri dari lapar,
dahaga serta berbuat maksiat, tetapi juga menahan diri menggunakan bahan-bahan
plastik, styrofoam dan sebangsanya saat membagikan takjil gratis di masjid, mushola dan tempat umum. Bagi warga atau perusahaan membagikan parsel lebaran juga perlu mempertimbangkan jika bahan-bahan yang digunakan dalam pengemasan hanya sekali
pakai. Media perlu membantu kampanye baik ini untuk menjaga Indonesia tetap
lestari.
Aktivis Lingkungan Lestari & Pengurangan Sampah, Fitria Aryani menyampaikan
materi webinar dengan menyampaikan laporan pengalaman tahun lalu (2022) di
beberapa daerah volume sampahnya meningkat setiap hari saat bulan Ramadhan.
Jenis sampah tertinggi adalah plastik, styrofoam, dan pembungkus kemasan takjil.
Pada hakikatnya, Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia dan waktunya kita semua
berlomba-lomba dalam kebaikan. Jangan sampai Ramadhan berlalu tanpa kita memiliki
target. Selain target dalam menjalankan ibadah, target berminim sampah bisa menjadi
salah satu hal baik yang bisa kita mulai.
Fitria membagikan tips pengurangan sampah selama Ramdhan, tapi aktivitas sosial
kegamaan tetap terlaksana dengan baik. Diantara tipsnya: Pertama, ganti tas kresek
dengan tas kain milik kita sendiri. Kenapa? Di Indonesia 9,85 miliar kantong kresek
dibuang dalam 1 tahun menjadi sampah. Kresek itu akan berakhir di laut dan di Tempat
Pembuangan Akhir yang sangat bahaya untuk dunia kita.
Kedua, tidak menggunakan sedotan plastik selama kegiatan Ramadhan. Mengapa? 500
juta sedotan plastik setiap hari dibuang setelah 1x pakai.
Ketiga, menghabiskan makanan yang dimakan atau dihidangkan. Mengapa? Setiap 1
orang Indonesia menyisakan sebutir nasi, maka akan ada 4980 Kg nasi terbuang setiap
hari.
Keempat, membawa botol minuman sendiri. Mengapa? Konsumsi air minum hanya
dalam beberapa menit tapi saat botol AMDK tersebut dibuang, makan botol plastik itu
tidak akan terurai hingga ratusan tahun (200-450 tahun).
Terakhir, menghindari makanan sachet atau pre-packed. Mengapa? Sachet adalah
plastik berlapis metalik yang terdiri dari 2 lapisan dan sangat sulit didaur ulang jika
menjadi sampah.
Webinar ini dihadiri ratusan peserta dari berbagai kalangan ormas, pegiat lingkungan
serta masyarakat umum dari berbagai daerah selama tiga jam.(Red)